CUCI OTAK

Selasa, 10 Januari 2012

YOU ARE YOU....!!!

Posted by Rastaman Aswajais Palengaan 00.25, under | No comments

Pada saat Ust. DR. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec ada di Eropa buat nimba ilmu, pakar ekonomi dan keuangan syari’ah ini banyak ngeliat para putra-putri pertiwi yang juga kuliah di sana ngalamin perubahan yang signifikan banget: kalo dulu waktu pertama kali dateng ke sana itu mereka masih lengket ama kebudayaan timur yang dibawa dari Indonesia, tapi setelah beberapa lama ada di sana, banyak anak-anak bangsa itu mulai ninggalin atribut-atribut budaya dan keagamaan mereka.

Ada kisah dua orang remaja putri yang pada mulanya dateng ke Benua Biru itu dia mengenakan jilbab, tapi setelah terkontaminasi ama kebudayaan dan gaya hidup yang hedonis-materialis, remaja putri yang satunya itu mulai ninggalin jilbabnya. Setelah lama-kelamaan, dia mulai tampil buka-bukaan kaya temen-temennya yang non-muslim. Beda ama cewek yang satunya lagi. Cewek yang ini tetep ama tuntunan agama Rasulullah baik dari tingkah lakunya maupun cara dia berpakean.

Ngeliat fenomena itu, ustadz pendiri Tazkia Group ini bertanya ama seorang Profesor soal kedua cewek itu. Profesor itu ngejelasin ke Syafii Antonio kalo cewek yang masih pake jilbab dan tetep berpegang teguh ama ajaran agamanya itu adalah gambaran cewek yang punya pendirian teguh dan gak mudah terpengaruh. Sedangkan cewek yang berubah total itu, menurut profesor tadi dikatakan kalo dia adalah remaja putri yang gak punya pendirian.

Kisah kedua cewek itu, bisa kita jadiin perbandingan dalam ngejalanin hidup di planet ini.

Kita gak usah terbius ama gaya hidup idola-idola yang nampaknya dia lebih sempurna dari kita, tapi kenyataannya berbeda 3600: gaya hidup mereka jauh banget dari bau sorga. Kata Ade F. Hamzah, “Lagian, sobat, apa sich untungnya bila kamu niru gila-gilaan ‘en njiplak membabi buta tanpa mengenal batas-batas etika agama?”

Dalam bukunya yang berjudul Menjadi Pribadi Sukses, DR. Akrim Ridha nyeritain tentang penyesalan seseorang tokoh menejemen asal Amrik yang bernama Dale Carnigie.

Dalam bukunya itu, DR. Akrim Ridha ngutip apa yang dibilang ama Dale Carnigie yang bunyinya begini nih: “Ketika aku pergi menuju New York dan bergabung dengan Akademi Tater Amerika, aku bercita-cita untuk menjadi seorang artis tater yang sukses. Lalu tiba-tiba ada lintasan pikiran yang mendorong aku pada suatu dugaan kuat bahwa aku akan mencapai sukses dengan cepat. Ketika itu aku merasa heran bagaimana orang-orang, ternyata, tidak mengetahui dan tidak mengenal seni teater atau drama. Padahal sebenarnya hal itu merupakan sesuatu yang sederhana dan mudah. Aku berkata dalam hatiku: tugasku hanyalah mempelajari bagaimana caranya para artis teater ulung mencapai sukses ketika itu? Dan setelah aku mengenali masing-masing mereka, tugasku ialah menghimpun pribadi-pribadi unggul itu pada diriku sendiri dan mengikuti jejak langkahnya.”

T’rus Dale Carnigie bilang begini nih: “Aduhai, betapa dungunya aku, bertahun-tahun aku hanya meniru orang lain sebelum aku sadar bahwa adalah mustahil aku menjadi selain diriku sendiri.”

T’rus gimana dong?

Kalian gak usah bingung! Jadilah diri kamu sendiri. Gitu aja kok repot?! He... he... Kaya Gus Dur aja?

Inget, bro! Kita adalah pemuda yang bakalan menjadi pemimpin di masa depan, “Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan.”

Kalo calon pemimpinnya suka latah dengan niruin gaya-gaya orang lain yang hidupnya tanpa prinsip, gak berakhlak yang luhur, bisa-bisa apa yang dia pimpin bakalan kaya di film The Last Samurai. Pernah nonton film The Last Samurai, khan?

Oke, sekarang kita ngomongin sedikit soal film itu. Film ini ngisahin perang saudara yang terjadi di Jepang akibat para pembesar istana Jepang niru-niru gaya orang barat yang dalam film itu diwakilin ama negrinya David Beckham, Inggris.

Yang lebih menarik lagi, di adegan menjelang akhir film itu, Kaisar Jepang di hadapan para pembesar-pembesar istana bilang begini, “Memang kita sekarang sudah mulai meniru beberapa gaya kehidupan orang-orang barat: kita berpakaian seperti orang barat, senjata kita datangkan dari barat, tapi kita ‘tak boleh melupakan siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal.”

Emang, guys, sekarang ini kita hidup di jaman, yang katanya sih, modern -meskipun semua itu bertentangan ama definisi modern yang sebenernya-, tapi bukan berarti kita harus ngelupain adat ketimuran “warisan” pendahulu-pendahulu kita yang religiutasnya tinggi banget dibanding dengan kebudayaan-kebudayaan barat yang gak ada bau relegiusnya itu. Kayanya pendapat Syaikh Zarnuji dalam Ta’limul Muta’allimnya, bisa kita jadiin pegangan dalam ngejalanin hidup di era yang edan ini: “Melestarikan ‘peninggalan’ klasik (kuno) yang baik, dan mengambil hal-hal baru (modern) yang selaras.”

Ada juga dalam film The Last Samurai waktu Kapten Algren hendak berangkat perang ia dikasih sebilah pedang samurai ama Katsumoto yang di pedang itu ada tulisan dengan huruf kanji yang artinya, “Aku adalah milik ksatria yang mana cara lama menyatu dengan cara baru.” Maksud dari tulisan itu adalah, meskipun kita hidup di jaman yang modern, tapi kita gak boleh ninggalin “peninggalan” para pendahulu kita.

Menurut Syaikh Mushthofa Al-Gholayain dalam Idzotun Nasyiinnya, modern yang sebenernya adalah prilaku yang bisa menunjukan seseorang memiliki tubuh dan akal yang sehat, memakaikan perhiasan kehormatan terhadap keluarganya, handai taulannya dan lingkungan sekitarnya juga menjadikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Nah, itu baru yang namanya modern, bro. Bukan karena kita hidup di era yang modern ini, lantas kita ngelupain “warisan-warisan” para pendahulu-pendahulu kita (yang berpegang teguh ama ajaran agama) ato niru gaya berpakeannya orang-orang barat yang gak karuan itu t’rus dibilang modern. Inget! You are what you dress (kamu adalah apa yang kamu pake). Ato mungkin niru abis-abisan gaya hidup orang-orang yang kita idolain padahal kita tau kehidupannya yang ancur abis. Itu namanya gak berpendirian. Lagian, khan ada hadits nabi, “Barang siapa menyerupai (meniru) suatu kaum (golongan), maka ia termasuk pada golongan kaum itu.” (H.R. Abu Daud dan sanadnya diperkuat oleh Ibnu Taimiyah). Kalo yang kita tiru adalah orang-orang yang gak iman ama Allah dan Muhammad, berarti kita sama kaya mereka dong. Waduh, naudzubillah min dzalik deh!

Makanya, bro, sekali lagi, JADILAH DIRI KAMU SENDIRI aja deh! Ato kita minjem bentar istilahnya O. Solihin: JANGAN JADI BEBEK! Oke...!!!

0 komentar:

Posting Komentar